Senin, 10 November 2014

Psikologi Manajemen




I.             PENGORGANISASIAN STRUKTUR MANAJEMEN
A.    Definisi Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan suatu keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Selain itu pengorganisasian juga bisa diartikan sbagai suatu proses untuk merancang struktur formal , mengelompokkan dan mengatur serta mebagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.


B.     Pengorganisasian sebagai fungsi manajemen
Dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian,seorang manager dapat mengetahui:
a.       Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok
b.      Hubungan organisatoris antar manusia yang menjadi anggota dan staf sebuah organisasi
c.       Pendegelasian wewenang
d.      Pemanfaatan dan fasilitas fisik yang dimiliki organisasi

Ada 6 langkah penting dalam menyusun fungsi pengorganisasian yaitu:
a.       Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf
b.      Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk mencapai tujuan
c.       Menggolongkan kegiatan pokok kedalam suatu kegiatan yang praktis ke dalam elemen kegiatan
d.      Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan menyediakan fasilitas pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya
e.       Penugasan personel yang dipandang mampu melaksanakan tugas
f.       Mendelegasikan wewenang


II.          ACTUATING MANAJEMEN
A.    Definsi Actuating
Menurut George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
B.     Pentingnya Actuating
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika :
1.      Merasa yakin akan mampu mengerjakan,
2.      Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya,
3.      Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting,atau
         mendesak,
4.      Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan
5.      Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
C.     Prinsip-Prinsip Actuating
Pengarahan merupakan aspek hubungan antar manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaga kerja efektif serta efesien untuk mencapai tujuan.
Dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah laku yang berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola hidup yang berbeda pula. Oleh karena itu, pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:
a.       Prinsip mengarah pada tujuan.
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-faktor lain seperti :perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
b.      Prinsip keharmonisan dengan tujuan.
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang  terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan.
c.       Prinsip kesatuan komando.
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.


III.       MENGENDALIKAN FUNGSI MANAJEMEN
A.    Definisi Kendali (Controlling)
Menurut Robin controlling merupakan suatu proses aktivitas yang sangat mendasar, sehingga membutuhkan seorang manajer untuk menjalankan tugas dan pekerjaan organisasi. Lalu Dale mengatakan bahwa controlling tidak hanya melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi juga mengandung arti memperbaiki dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang direncanakan.
B.     Kontrol sebagai proses manajemen
Pengendalian (control) merupakan bagian dari fungsi manajemen, fungsi tersebut meliputi: Planning, Organizing, Staffing, Leading, and Controlling. System pengendalian manajemen tidak hanya menyangkut aspek manufaktur saja.sistem pengendalian manajemen juga berfungsi pada sector jasa. Dalam pengendaliannya, sector jasa mempunyai karakteristik yang relative berbeda disbanding sector manufaktur.
C.     Tipe-tipe Kontrol
Ada 3 tipe kontrol dalam pengendalian manajemen, yaitu :
1.      Preliminary Control
Adalah audit terhadap factor input  dan mengacu pada komponen dalam akreditasi pelayanan.
2.      Concurrent control
Adalah audit pada tahap proses penyelenggaraan pelayanan yang meliputi : penerapan standar pelayanan, penerapan standar proses penyelenggaraan pelayanan termasuk evaluasi kepuasan konsumen terhadap proses penyelenggaraan pelayanan.
3.      Feedback Control
Adalah mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan guna megukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan standar.

IV.       MOTIVASI
A.    Definisi Motivasi
Menurut Robin motivasi adalah keinginan untuk melakukan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individual.
B.     Teori-teori Motivasi
Ada terdapat 4 teori motivasi, yaitu:
1.      Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Kebutuhan dapat diartikan sebagai suatu pertentangan/kesenjangan yang dialami antara satu kenyataan dengan dorongan yang terdapat dalam diri.  Abraham Maslow mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut :
a.       Kebutuhan tentang harga diri yaitu kebutuhan untuk dihargai dan dihormati oleh orang lain.
b.      Kebutuhan tentang rasa aman yaitu kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya, pertentangan, ancaman dan lingkungan hidup.
c.       Kebutuhan tentang rasa sosial  yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, saling berinteraksi, berafiliasi dan kebutuhan untuk dicintai serta mencintai.
d.      Kebutuhan tentang aktualisasi diri yaitu kebutuhan untuk menggunakan potensi, kemampuan dan skill . Kebutuhan untuk mengemukakan pendapat, gagasan, ide-ide dan kritik terhadap sesuatu.
e.       Kebutuhan tentang fisiologis yaitu kebutuhan untuk makan, minum, bernafas, seksual dan perlindungan fisik. Kebutuhan ini dapat dikatakan sebagai kebutuhan yang paling dasar atau kebutuhan tingkat terendah.
2.      Teori dua Faktor Herzberg
Teori ini mengemukakan bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaan merupakan mendasar dan sikap individu terhadap pekerjaan sangat baik untuk menentukan suatu keberhasilan ataupun kegagalan. Herzberg menggambarkan bahwa suatu kepuasan kerja berasal dari keberadaan faktor intrinsik dan ketidakpuasan kerja berasal dari  ketidakberadaan dari faktor-faktor ekstrinsik. Faktor-faktor ekstrinsik atau dalam hubungan pekerjaan yaitu meliputi : Status, Upah, Kondisi kerja, Mutu hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan dan bawah, Keamanan kerja dan  Prosedur perusahaan.
3.      Teori Kebutuhan McClelland
Teori ini mencakup tiga kebutuhan yakni  :
a.       Kebutuhan tentang hubungan yaitu hasrat/keinginan untuk hubungan yang saling akrab dan ramah antar pribadi.
b.      Kebutuhan tentang pencapaian yaitu dorongan untuk mencapai standar-standar, berprestasi, mengungguli dan berusaha keras dalam menuju keberhasilan.
c.       Kebutuhan tentang kekuatan yaitu kebutuhan untuk membuat orang lain dalam menunjukkan perilaku yang sedemikian rupa sehingga tidak akan berperilaku sebaliknya.
4.      Teori X dan Y McGregor
Teori ini mengemukakan tentang pandangan nyata mengenai manusia. Teori X disebut sebagai pandangan pertama yang pada dasarnya bersifat negative. Sedangkan teori Y disebut sebagai pandangan pertama yang pada dasarnya bersifat positif. Disimpulkan bahwa pandangan manajer tentang sifat manusia didasarkan oleh beberapa kelompok pendapat tertentu dan cenderung untuk membentuk perilaku mereka terhadap karyawan yang berdasarkan pendapat-pendapat tersebut.
C.     Definisi Motivasi Kerja
Menurut Soegiri Motivasi kerja merupakan suatu pemberian dorongan yang penting dilakukan untuk meningkatakan gairah kerja karyawan sehingga dapata mencapai hasil yang dikehendaki oleh manajemen. Gairah kerja sebagai salah satu bentuk motivasi dapat dilihat antara lain dari tingkat kehadiran karyawan, tanggung jawab terhadap waktu kerja yang telah ditetapkan.

V.          KEPUASAN KERJA
A.    Definisi Kepuasan Kerja
Menurut Blum & Naylor (dalam Rao, 2003), kepuasan kerja merupakan hasil dari sikap seseorang terhadap hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaannya dan faktor. Taylor (dalam Houtte, 2006) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja sering dihubungkan dengan penghargaan ekstrinsik dan intrinsik dalam bekerja. Selain itu Perie (1997) menyatakan bahawa kepuasan kerja merupakan reaksi afektif terhadap situasi pekerjaan seseorang. Ini dapat dijelaskan sebagai keseluruhan dari perasaan seseorang mengenai pekerjaannya dalam aspek yang spesifik pada suatu pekerjaan. Dari beberapa pengertian diatas, kepuasan kerja dapat diartikan sebagai perilaku dan perasaan seseorang terhadap aspek yang spesifik dari suatu pekerjaan.
B.     Aspek-Aspek Kepuasan Kerja
Adapun aspek-aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja meliputi:
1.      Kerja yang secara mental menantang, Kebanyakan Karyawan menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan. Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang menciptakan perasaan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai kesenangan dan kepuasan.
2.      Ganjaran yang pantas, Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil,dan segaris dengan pengharapan mereka. Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan suatu individu, dan standar pengupahan sebuah komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. tidak semua orang mengejar uang. Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja. Tetapi kunci yang manakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan. Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. Oleh karena itu individu-individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka.
3.      Kondisi kerja yang mendukung,Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas. Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan. Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak esktrem (terlalu banyak atau sedikit).
4.      Rekan kerja yang mendukung, Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial. Oleh karena itu bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan menyenagkan dapat menciptakan kepuasan kerja yang meningkat. Tetapi Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan.
5.      Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan, Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut, dan karena sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka.
C.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja:
1.      Pekerjaan itu sendiri (Work It self),Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidang nya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
2.      Atasan(Supervision), atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
3.      Teman sekerja (Workers), Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
4.      Promosi(Promotion),Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama bekerja.
5.      Gaji/Upah(Pay), Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.
 


Tulisan : Kasus tentang Motivasi Kerja
     “Sebanyak 6112 orang PNS dan tenaga 6000 honorer akan mendapat kenaikan tunjangan mereka Syaiful Bahri berharap kenaikan tunjangan ini akan mampu mendongkrak kinerja pegawai sehingga semakin meningkatkan pelayanan serta pendapatan daerah“. Dikutip dari http://www.situsriau.com/read-2001-14157-2013-08-27-bupati-rohul-tambah-tunjangan-pns-dan-honorer--.html
      Tanggapan:
     Penaikan tunjangan untuk 6112 orang PNS yang dilakukan oleh Syaiful Bahri merupakan suatu  tindakan untuk memberikan kepuasan kerja terhadap para PNS. Hal tersebut terkait dengan teori dua factor Herzberg, yaitu terdapat factor ekstrinsik yang meliputi kenaikan upah untuk meningkatkan kinerja pegawai.

Sumber:

http://ocw.usu.ac.id
Robbins P. Stephens. Oranizational Behavior . New Jersey 1989
Cribbin J. James . Kepemimpinan ( Strategi mengefektifkan organisasi ). New York 198
Brahmasari, I.A., & Suprayetno, A.(2008). Pengaruh motivasi kerja, kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan serta dampaknya pada kinerja perusahaan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 10, 124-135.
Munandar, A. S. (2001). Psikologi industri dan organisasi. Universitas Indonesia : Jakarta.
Zamani. (1998). Manajemen. Ipwi : Jakarta.